Senin, 17 September 2012

How To Be A Good Leader



How To Be A Good Leader
1. Pemimpin Tidak Pernah Berhenti Untuk Terus Meningkatkan Performa Team Kerjanya, Memanfaatkan Setiap Celah Untuk Mengevaluasi, Mengarahkan dan Membangun Kepercayaan Diri.
Habiskanlah sebagian besar waktu anda dan energi anda serta pikiran anda hanya untuk ketiga hal tersebut.
1. Evaluasi : Menempatkan the right man on the right place, memberi support dan mengeluarkan orang yang tidak memberikan nilai tambah.
2. Pengarahan : Menjadi guide, memberi kritik, sekaligus membantu bawahannya untuk meningkatkan performa kerjanya dengan berbagai cara.
3. Membangun Kepercayaan Diri : Dengan memberi semangat, perhatian dan penghargaan atas pekerjaan bawahannya. Kepercayaan diri bisa memberi energi lebih untuk motivasi berprestasi.
2. Pemimpin saat jalankan Misi Meyakinkan Orang Untuk Bukan Hanya Melihat Visi, tapi Juga Hidup dan Bernapas dengan Visi Tersebut.                                         
Intinya, pemimpin harus menentukan visi teamnya dan membuat itu menjadi kenyataan. Caranya, pertama adalah buat visi itu sejelas mungkin, mudah dimengerti dan dicerna, nggak perlu jargon-jargon rumit, visi harus terus dikomunikasikan setiap saat dan dengan siapa saja. Masalah umum adalah, visi biasanya dibicarakan ditingkat atasan saja dan tidak menurun ke level bawahan, padahal visi hanya bisa dicapai jika semua orang terlibat. (kebersamaan)
3. Pemimpin ‘Merasuki’ Setiap Orang, Memompa Energi Positif dan Optimisme.
Pekerjaan bisa amat berat, dan salah satu fungsi pemimpin adalah melawan tarikan gravitasi negatif dan memberikan aura positif dan optimisme, ini adalah teknik psikologis yang teramat bergantung pada pembawaan pribadi sang pemimpin, dan ini harus diasah jika ingin menjadi pemimpin yang berhasil.
4. Pemimpin Membangun Kepercayaan dengan ketulusan, keterbukaan dan penghargaan.
Bawahan harus mengetahu dimana mereka berdiri, pemimpin juga harus terbuka tentang kondisi usaha yang sebenarnya. Saat masa-masa sulit, pemimpin harus fair mengambil tanggungjawab untuk hal-hal yang salah, namun saat masa-masa kesuksesan, pemimpin harus royal dalam memberikan pujian dan penghargaan.
5. Pemimpin Memiliki Keberanian untuk Membuat Keputusan yang Tidak Populer dan Bernyali Besar.
Ada kalanya seorang pemimpin harus mengambil keputusan yang sulit, seperti memecat pegawai, memotong anggaran, menutup proyek. Dia harus menghadapi berbagai tantangan dan kritik. Disini seorang pemimpin tetap harus menjadi pendengar yang baik dan menjelaskan keadaannya dengan jelas, sekaligus terus maju dengan keputusan tersebut jika memang itu yang terbaik bagi perusahaan.
6. Pemimpin Selalu Tergerak oleh Rasa Ingin Tahu, Berusaha Mendapatkan Semua Jawaban dan Penjelasan, juga Mengutamakan Aksi Nyata.
Intinya, menjadi seorang pemimpin bukan berarti menjadi seseorang yang tahu tentang segala detail. Intensive and Consistent Communication (over com) Pemimpin jangan segan-segan terlihat seperti orang bodoh saat menanyakan suatu hal yang tidak dimengertinya kepada bawahan. Setiap diskusi haruslah menggunakan kata-kata tipikal “What If?”, “Why Not?”, and “How Come?” yang semuanya membutuhkan penjelasan yang panjang untuk mendapatkan pengertian yang sejelas-jelasnyanya atas semua pertanyaan-pertanyaan tersebut, (”jelas dimuka dan dimengerti”) sehingga hal tsb  bisa menaikkan suatu issue yang membutuhkan penanganan aksi nyata.
7. Pemimpin Menginspirasi Pengambilan Resiko dan Pembelajaran dengan Memberi Contoh Nyata.
Kedua hal ini biasanya manis dalam teori saja. Dalam menghadapi keseharian kerja, seoarang pemimpin selain unggul dalam hal prestasi, juga harus bisa menjadi contoh bagi bawahannya, tegas dan adil namun juga tetap rasional (menerima penjelasan) dan tetap memiliki sense of humor, di satu sisi lain  bawahan tidak menganggap pemimpinnya sebagai monster dan mereka merasa nyaman bekerja dengannya namun juga tetap memiliki batasan yang jelas, intinya pemimpin haruslah baik hati, selalu berusaha untuk menyamakan bahasa sistem, alignment vertical dan horisontal, koordinasi dan kerjasama serta selalu melayani semua pihak namun tetap berwibawa.
8. Pemimpin Merayakan Kesuksesan Bersama-Sama
Membuat suatu perayaan kecil bersama saat suatu terget diraih kedengarannya kurang professional, namun sebaliknya, selalu ada hal-hal yang bisa dirayakan bersama. Perayaan spontan di kantor bisa membentuk atmosfer positif dan rasa dihargai. Jangan sia-siakan setiap momentum yang bisa dirayakan, dalam jangka panjang hal tersebut bisa membuat team lebih solid dan percaya diri. Work is too much part of life not to recognize moments of achievements.
Penutup, saat ditanyakan kepada Jack Welch, apakah kepemimpinan adalah bakat atau suatu hal yang bisa dipelajari? Jawabannya adalah, dua-duanya! Beberapa karakteristik seperti IQ, EQ, SQ dan AQ serta ENERGY, biasanya bawaan sejak lahir, namun di lain sisi, banyak hal-hal yang biasanya dipelajari dari kehidupan nyata dan akademis, kepercayaan diri di rumah, sekolah, dan bidang olahraga, pengalaman organisasi, pelatihan, interaksi dengan lingkungan sosial dan kerja, bagaimana menghadapi suatu kegagalan dan bangkit lagi, dan lain-lain, dengan waktu dan proses, kepemimpinan adalah suatu hal yang bisa diasah setajam mungkin.
“There’s no secret about success. Did you ever know a successful man who didn’t tell you about it?”
Kin Hubbard (1868 - 1930)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar