Selasa, 25 September 2012

Dikembangkan Lele Varietas Baru dari Sungai Nil


Dikembangkan Lele Varietas Baru dari Sungai Nil
Senin, 06 Februari 2012 06:37 WIB     
komentar
Dikembangkan Lele Varietas Baru dari Sungai Nil
AP/Danny Johnston/ip
SUKABUMI--MICOM: Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi sedang mengembangkan Lele Sangkuriang varietas baru hasil persilangan antara lele dari Sungai Nil, Afrika dengan lele Sangkuriang I guna menjaga kualitas genetik.

"Lele varietas baru ini kami namakan lele Sangkuriang II yang merupakan pengembangan teknologi perikanan dari lele Sangkuriang I untuk menjaga kualitas genetiknya," kata Kepala BBPBAT Sukabumi, M Abduh Nurhidayat, di Sukabumi, Minggu (5/2).

Lele Sangkuriang II ini merupakan perkawinan antara induk pejantan ke VI lele Sangkuriang I dengan betina induk ke II lele dari Afrika. Penelitian yang dilakukan oleh para ahli dalam beberapa tahun akhirnya menghasilkan lele Sangkuriang II.

Kelebihan dari lele Sangkuriang II dibandingkan dengan lele Sangkuriang I adalah masa panen pada pembesaran lebih cepat, pemijahan yang menghasilkan telur lebih banyak, lebih tahan penyakit dan ukurannya yang lebih besar.

"Bibit lele dari Afrika ini bisa mencapai 7 kg, dan diharapkan bisa mengahasilkan keturunan yang berukuran besar dari hasil persilangan ini dan ternyata benar kualitas anakan dari hasil pemijahan ini sangat bekualitas dan bisa menjaga genetik ikan lele," jelasnya.

Varietas baru ikan lele Sangkuriang ini kemudian dikembangkan dengan uji coba multilokasi untuk mengetahui apakah lele ini bisa beradaptasi dengan lokasi barunya yang tentunya kadar airnya berbeda. Lokasi yang dijadikan tempat uji coba adalah Bogor-Jabar, Boyolali-Jateng, Gunung Kidul-DI Yogyakarta dan Kepanjen-Jatim.

 "Lokasi yang kami ambil untuk uji coba ini merupakan sentra ikan lele, dan hasilnya sangat memuaskan walaupun di daerah berbeda kualitas ikan lele ini tetap terjaga," tambah Abduh. Dari hasil perhitungan ukuran, lele Sangkurian II ternyata lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya atau lele Sangkuriang I, dan pertumbuhannya juga lebih cepat 10 persen.

Tujuan dikembangkannya varietas baru lele Sangkuriang ini karena genetik dari lele dumbo yang merupakan cikal bakal induk lele Sangkuriang kualitasnya terus menurun.

"Penurunan kualitas ini disebabkan oleh perkawinan sekerabat yang menghasilkan benih yang kurang berkualitas dan penggunaan induk dengan kualitas rendah," katanya. (Ant/OL-9)

Senin, 24 September 2012

Nama-nama lele di Nusantara

Lele, secara ilmiah terdiri dari banyak spesies. Tidak mengherankan pula apabila lele di Nusantara mempunyai banyak nama daerah. Antara lain: ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Gayo dan Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makassar), ikan cepi (Sulawesi Selatan), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah) atau ikan keli (Malaysia), ikan 'keli' untuk lele yang tidak berpatil sedangkan disebut 'penang' untuk yang memiliki patil (Kalimantan Timur).
Di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), gura magura (Srilangka), dan 鲇形目 (Tiongkok). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Nama ilmiahnya, Clarias, berasal dari bahasa Yunani chlaros, yang berarti ‘lincah’, ‘kuat’, merujuk pada kemampuannya untuk tetap hidup dan bergerak di luar air.[1]

IKAN GURAME

Gurami (Osphronemus goramy) adalah sejenis ikan air tawar yang populer dan disukai sebagai ikan konsumsi di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di samping itu, di negara-negara lainnya gurami juga sering dipelihara dalam akuarium.
Umumnya dikenal dengan nama gurami, ikan ini juga memiliki beberapa sebutan lokal seperti gurame (Sd.); grameh (Jw.); kalui (Jb.); ikan kali (Plg.), dan lain-lain.
Ikan yang lebar dan pipih. Panjang tubuh (SL, standard length[2]) 2,0-2,1 kali tinggi tubuh; panjang tubuh total (dengan sirip ekor) bisa mencapai 1.000 mm. Sirip perut dengan jari-jari pertama yang pendek berupa duri dan jari-jari kedua yang lentur panjang serupa cambuk. Rumus sirip punggung (dorsal) XI-XIV (jari-jari keras atau duri) dan 12-14 (jari-jari lunak); sementara sirip dubur (anal) X-XI dan 20-23.[3]
Ikan yang muda memiliki moncong yang meruncing, dengan 8-10 pita melintang (belang) di tubuhnya. Jika beranjak dewasa warna-warna ini memudar, dan kepala ikan akan membengkak secara tidak teratur.[3]
Ikan gurami terutama digemari sebagai ikan konsumsi. Dagingnya padat, durinya besar-besar, rasanya enak dan gurih. Gurami hampir selalu tersedia di restoran, untuk dijadikan pelbagai macam masakan terutama gurami bakar dan gurami asam-manis. Ikan ini berharga cukup mahal.
Gurami juga disukai sebagai ikan hias akuarium
Gurami semula menyebar di pulau-pulau Sunda Besar (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), namun kini telah dipelihara sebagai ikan konsumsi di berbagai negara di Asia (terutama Asia Tenggara dan Asia Selatan) serta di Australia.[3]
Di alam, gurami hidup di sungai-sungai, rawa dan kolam, termasuk pula di air payau; namun paling menyukai kolam-kolam dangkal dengan banyak tumbuhan. Sesekali ikan ini muncul ke permukaan untuk bernapas langsung dari udara.[1]
Induk gurami, untuk beberapa waktu lamanya, menjaga dan memelihara anak-anaknya. Telurnya dilekatkan di tetumbuhan air atau ditaruh di sarang yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Gurami terutama adalah pemakan tumbuhan, namun mau juga memangsa serangga, ikan lain, dan juga barang-barang yang membusuk di air.[1] Dari sifatnya yang rakus tumbuhan itu, gurami juga dimanfaatkan sebagai pengendali gulma di kolam-kolam.
 Sumber
http://id.wikipedia.org/wiki/Gurami

Senin, 17 September 2012

How To Be A Good Leader



How To Be A Good Leader
1. Pemimpin Tidak Pernah Berhenti Untuk Terus Meningkatkan Performa Team Kerjanya, Memanfaatkan Setiap Celah Untuk Mengevaluasi, Mengarahkan dan Membangun Kepercayaan Diri.
Habiskanlah sebagian besar waktu anda dan energi anda serta pikiran anda hanya untuk ketiga hal tersebut.
1. Evaluasi : Menempatkan the right man on the right place, memberi support dan mengeluarkan orang yang tidak memberikan nilai tambah.
2. Pengarahan : Menjadi guide, memberi kritik, sekaligus membantu bawahannya untuk meningkatkan performa kerjanya dengan berbagai cara.
3. Membangun Kepercayaan Diri : Dengan memberi semangat, perhatian dan penghargaan atas pekerjaan bawahannya. Kepercayaan diri bisa memberi energi lebih untuk motivasi berprestasi.
2. Pemimpin saat jalankan Misi Meyakinkan Orang Untuk Bukan Hanya Melihat Visi, tapi Juga Hidup dan Bernapas dengan Visi Tersebut.                                         
Intinya, pemimpin harus menentukan visi teamnya dan membuat itu menjadi kenyataan. Caranya, pertama adalah buat visi itu sejelas mungkin, mudah dimengerti dan dicerna, nggak perlu jargon-jargon rumit, visi harus terus dikomunikasikan setiap saat dan dengan siapa saja. Masalah umum adalah, visi biasanya dibicarakan ditingkat atasan saja dan tidak menurun ke level bawahan, padahal visi hanya bisa dicapai jika semua orang terlibat. (kebersamaan)
3. Pemimpin ‘Merasuki’ Setiap Orang, Memompa Energi Positif dan Optimisme.
Pekerjaan bisa amat berat, dan salah satu fungsi pemimpin adalah melawan tarikan gravitasi negatif dan memberikan aura positif dan optimisme, ini adalah teknik psikologis yang teramat bergantung pada pembawaan pribadi sang pemimpin, dan ini harus diasah jika ingin menjadi pemimpin yang berhasil.
4. Pemimpin Membangun Kepercayaan dengan ketulusan, keterbukaan dan penghargaan.
Bawahan harus mengetahu dimana mereka berdiri, pemimpin juga harus terbuka tentang kondisi usaha yang sebenarnya. Saat masa-masa sulit, pemimpin harus fair mengambil tanggungjawab untuk hal-hal yang salah, namun saat masa-masa kesuksesan, pemimpin harus royal dalam memberikan pujian dan penghargaan.
5. Pemimpin Memiliki Keberanian untuk Membuat Keputusan yang Tidak Populer dan Bernyali Besar.
Ada kalanya seorang pemimpin harus mengambil keputusan yang sulit, seperti memecat pegawai, memotong anggaran, menutup proyek. Dia harus menghadapi berbagai tantangan dan kritik. Disini seorang pemimpin tetap harus menjadi pendengar yang baik dan menjelaskan keadaannya dengan jelas, sekaligus terus maju dengan keputusan tersebut jika memang itu yang terbaik bagi perusahaan.
6. Pemimpin Selalu Tergerak oleh Rasa Ingin Tahu, Berusaha Mendapatkan Semua Jawaban dan Penjelasan, juga Mengutamakan Aksi Nyata.
Intinya, menjadi seorang pemimpin bukan berarti menjadi seseorang yang tahu tentang segala detail. Intensive and Consistent Communication (over com) Pemimpin jangan segan-segan terlihat seperti orang bodoh saat menanyakan suatu hal yang tidak dimengertinya kepada bawahan. Setiap diskusi haruslah menggunakan kata-kata tipikal “What If?”, “Why Not?”, and “How Come?” yang semuanya membutuhkan penjelasan yang panjang untuk mendapatkan pengertian yang sejelas-jelasnyanya atas semua pertanyaan-pertanyaan tersebut, (”jelas dimuka dan dimengerti”) sehingga hal tsb  bisa menaikkan suatu issue yang membutuhkan penanganan aksi nyata.
7. Pemimpin Menginspirasi Pengambilan Resiko dan Pembelajaran dengan Memberi Contoh Nyata.
Kedua hal ini biasanya manis dalam teori saja. Dalam menghadapi keseharian kerja, seoarang pemimpin selain unggul dalam hal prestasi, juga harus bisa menjadi contoh bagi bawahannya, tegas dan adil namun juga tetap rasional (menerima penjelasan) dan tetap memiliki sense of humor, di satu sisi lain  bawahan tidak menganggap pemimpinnya sebagai monster dan mereka merasa nyaman bekerja dengannya namun juga tetap memiliki batasan yang jelas, intinya pemimpin haruslah baik hati, selalu berusaha untuk menyamakan bahasa sistem, alignment vertical dan horisontal, koordinasi dan kerjasama serta selalu melayani semua pihak namun tetap berwibawa.
8. Pemimpin Merayakan Kesuksesan Bersama-Sama
Membuat suatu perayaan kecil bersama saat suatu terget diraih kedengarannya kurang professional, namun sebaliknya, selalu ada hal-hal yang bisa dirayakan bersama. Perayaan spontan di kantor bisa membentuk atmosfer positif dan rasa dihargai. Jangan sia-siakan setiap momentum yang bisa dirayakan, dalam jangka panjang hal tersebut bisa membuat team lebih solid dan percaya diri. Work is too much part of life not to recognize moments of achievements.
Penutup, saat ditanyakan kepada Jack Welch, apakah kepemimpinan adalah bakat atau suatu hal yang bisa dipelajari? Jawabannya adalah, dua-duanya! Beberapa karakteristik seperti IQ, EQ, SQ dan AQ serta ENERGY, biasanya bawaan sejak lahir, namun di lain sisi, banyak hal-hal yang biasanya dipelajari dari kehidupan nyata dan akademis, kepercayaan diri di rumah, sekolah, dan bidang olahraga, pengalaman organisasi, pelatihan, interaksi dengan lingkungan sosial dan kerja, bagaimana menghadapi suatu kegagalan dan bangkit lagi, dan lain-lain, dengan waktu dan proses, kepemimpinan adalah suatu hal yang bisa diasah setajam mungkin.
“There’s no secret about success. Did you ever know a successful man who didn’t tell you about it?”
Kin Hubbard (1868 - 1930)

Minggu, 16 September 2012

Pemancingan Ikan Lele


Akan dibangun kolam tambahan di areal pemancingan luasnya kurang lebih 800 meter per segi rencananya akan digunakan sebagai pemancingan lele, dikarnakan banyaknya peminat ikan lele dan sebagai alternatif pilihan selain ikan mas bagi para mancing mania. Saat ini kami juga sudah melakukan budidaya lele dengan bibit dari lele sangkuriang dan lele pyton dan memiliki beberapa kolam pembesaran dan kerjasama dengan penduduk lokal dengan kegiatan ini di harapkan dapat memenuhi stok ikan lele yang akan di pancing.


Salam

Nicolaus W

foto pengerjaan